Rabu, 15 Juni 2016

PROPOSAL PERANAN GURU SEBAGAI MOTIVATOR BELAJAR PAI DENAGAN MENGGUNAKAN METODE TALKING STICK DN MEDIA GAMBAR

PERAN GURU SEBAGAI MOTIVATOR BELAJAR PAI DENGAN MENGGUNAKAN METODE TALKING STICK DAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV DI MADRASAH IBTIDAIYAH AL-HIJRAH SEJANGKO
Description: C:\Users\Acer\Documents\STITQI\LOGO STITQI WARNA.png

Diajukan Kepada Program Studi Kualifikasi SI
Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al-Qur’an Al-Ittifaqiyah (STITQI)
Utuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Penelitian Proposal Dan Praktek Penelitisn

Oleh:
MARWIYAH


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL-QURAN AL-ITTIFAQIYAH
(STITQI) INDRALAYA SUMATERA SELATAN OGAN ILIR
TAHUN AKADEMIK 2015/2016
PERAN GURU SEBAGAI MOTIVATOR BELAJAR PAI DENGAN MENGGUNAKAN METODE TALKING STICK DAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V DI MADRASAH IBTIDAIYAH AL-HIJRAH SEJANGKO

A.    Latar Belakang Masalah
Dalam dunia pendidikan peranan seorang guru sangatlah penting tidak hanya sebagai pemberi materi saja namun seorang guru harus mampu memotivasi siswanya supaya semangat dalam belajar. Proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa mempunyai movasi belajar. Oleh karena itu, guru perlu menumbuhkan motivasi belajar siswa. Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa, sehingga terbentuk perilaku belajar siswa yang efektif sejauh yang saya ketahui untuk menimbulka motivasi siswa dalam belajar tidak bisa hanya menggunakan metode ceramah dan mencatat penjelasan dari guru saja karena hal tersebut sudah umum digunakan oleh guru-guru dan itu bisa membuat siswa merasa bosan dan mengantuk dalam belajar.
Dalam upaya memberikan motivasis, guru dapat menganalisi motif-motif yang melatar belakangi anak didik malas belajar dan menurun prestasinya di sekolah. Motivasi dapat efektif di lakukan dengan memperhatikan kebutuhan anak didik. Penganeka ragaman cara belajar memberikan penguatan dan sebagainya, juga dapat memeberikan motivasi pada anak didik untuk lebih bergairah dalam belajar.[1] Dan menurut saya seorang guru juga bisa menggunakan metode dan media yang menyenangkan dalam proses belajar mengajar.
Motivasi atau motif adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu. Atau seperti dikatakan oleh sertain dalam bukunya “spychology Understanding of Human Behavior”, motif ialah suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisasi yang mengarahkan tingkah laku atau perbuatan ke suatu tujuan.[2]
Dalam soal belajar, motivasi sangatlah penting. Motivasi adalah syarat mutlak dalam belajar. Sering kali terdapat anak yang malas, suka membolos dan sebagainya. Dalam hal demikian berarti bahwa guru tidak berhasil memberikan motivasi yang tepat untuk mendorong agar ia bekerja dengan segenap tenaga dan pikirannya.
Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan salah satu diantara mata pelajaran yang pokok bahsannya menyakup fiqih, alquran hadist, aqidah dan lain sebagainya di Madrasah Itidahyah yang penulis teliti, tetapi banyak siswa yang masih kurang memahami materi yang di berikan itu karena dalam proses pembelajaran tidak ada yang membuat siswa tersebut termotivasi dalam belajar. Untuk memotivasi siswa tersebut seorang guru bisa menerapkan salah satu metode pembelajaran seperti metode talking stick dan media gambar.
Metode Talking Stick adalah proses pembelajaran dengan bantuan tongkat yang berfungsi sebagai alat untuk menentukan siswa yang akan menjawab pertanyaan. Pembelajaran dengan metode Talking Stick bertujuan untuk mendorong siswa agar berani mengemukakan pendapat. Metode pembelajaran Talking Stick dalam proses belajar mengajar di kelas berorientasi pada terciptanya kondisi belajar melalui permainan tongkat yang diberikan dari satu siswa kepada siswa yang lainnya. tongkat di gilirkan dengan iringgan musik atau bisa juga dengan nyayian yang berhubungan dengan materi pembelajaran yang sedang dibahas hal itu bisa di kreasikan oleh guru sendiri untuk lebih menariknya lagi guru bisa menambah an media gambar untu lebih menarik minat siswa tersebut dan memperjelas maksud dari pernyaan-pertanyaan yang di berikan sehingga dalam proses belajar mengajar tersebut menyenangkan, termtivasi untuk belajar dan menyukai pelajaran tersebut serta tidak terhindar dari kebosanan dalam proses belajar.
 Oleh karena itu kreatifitas seorang guru dalam mengajar pendidikan agama islam (PAI) menjadi faktor penting agar PAI menjadi pelajaran yang menyenangkan dan menarik dalam kelas. Kenyataannya seorang guru penerapkan pembelajaran hanya dengan mnggunakan metode ceramah dalam menjelaskan materi setelah itu siswa mencatat apa yang di ajarakan atau mngejarkan tugas dari guru tersebut setelah materi diajarkan tidak ada variasi dalam mengajar hal tersebut cenderung monoton dan kurang diminati serta membuat siswa menjadi bosan.[3]

B.     Identifikasi Masalah
Hasil observasi pertama yang dilakukan penulis melihat bahwa ada sebagian siswa yang tidak konsen dalam belajar dan merasa bosan karena hanya dengan mendengarkan saja dan tidak ada kegiatan yang menarik dalam proses belajar. Dalam menerapakan metode talking stick dan media gambar mampu mengatasi permasalahan tersebut dalam proses pembelajaran PAI di kelas IV Madrasah Ibtidaiyah al hijrah Sejangko untuk menarik minat siswa sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa jika dapat menerapkan metode dan media tersebut.[4]
Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa tersebut, penulis menemukan metode pengajaran serta media gambar yang efektif dan menarik minat peserta didik, penulis berupaya meneliti peranan guru sebagai motivasi untuk meningkatkan prestasi belajar dengan menggunakan metode talking stick dan media gambar.

C.     Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas selanjutnya diarahkan pada perumusan masalah sebagai berikut:
Apakah peran guru sebagai motivator dengan penerapan metode talking stick dan media gambar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI kelas V MI Al Hijrah Sejangko .

D.    Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peranan guru sebagai motivator belajar PAI dengan menggunakan metode talkig stick dan media gambar dalam meninggkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI kelas V Madrasah Ibtidaiyah Al-Hijrah Sejangko.

E.     Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk :
1.      Manfaat penelitian bagi siswa , penelitian ini dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran pendidikan agama islam. Selain itu, penelitian ini dapat menarik minat peserta didik dalam belajar dan mengurangi kebosanan dalam belajar maupun menciptakan pembelajaran yang menyenangkan melalui penerapan metode talking stick dan media gambar.
2.      Bagi guru, penelitian ini dapat membantu guru sebagai motivator dalam menumbuhkan motivasi belajar bagi siswa dan memperbaiki metode pembelajaran dalam belajar pendidikan agama islam, sebagai masukan untuk meningkatkan minat dan perhatian iswa terhadap mata pelajaran pendidikan agama islam, meningkatkan kreatifitas guru dalam menyampaikan pembelajaran.
3.      Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk menapatkan metode dan media yang mendukung dalam memacu siswa guna meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran PAI.
4.      Hasil penelitian ini juga diharapka bermanfaat dan dijadikan acuan metode dan media pengajaran yang efektif dalam pembinaan dan peningkatan kemampuan siswa pada mata pelajaran PAI.

F.      Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian di atas, dilakukan hipotesis tindakan yaitu: peran guru sebagai motivator dengan menggunakan metode talking stick dan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Al Hijrah Sejangko.

G.    Kerangka Teoritis
Secara umum guru mempunyai peranan ganda sebagai pengajar dan pendidik. Kedua peranan tersebut bisa dilihat perbedaannya, tetapi tidak bisa dipisahkan, tugasutama sebagai pendidik adalah membantu men-dewasakan peserta didik. Dewasa secara psikologis, sosial, dan moral. Selain sebagai pendidik dan pengajar guru juga mempunyai peranan sebagai pembimbing dan sebagai motivator.[5]
Motivasi memang peranan penting dalam belajar. Keberhasilan siswa dalam belajar bukan hanya ditentukan oleh kemampuan intelektual, tetapi juga oleh segi-segi efektif terutama motivasi. Dalam mem-bangkitkan motivasi belajar para siswa guru perlu memperhatikan beberapa hal.
1.      Lebih banyak memberikan penghargaan atau pujian dari pada hukuman, sebab siswa lebih termotivasi oleh hal-hal yang me-nyenamgkan dari pada hal yang menyakitkan,
2.      Terhadap pekerjaan-pekerjaan siswa sebaiknya guru memberikan komentar tertulis , dan haya jangan memberikan komentar lisan,
3.      Pendapat dari teman-teman sekelas lebih memberikan motivasi yang kuat dari pada pendapat dari guru
4.      Strategi atau metode mengajar yang sesuai dengan minat siswa akan lebih membangkitkan motivasi belajar,
5.      Guru hendaknya banyak menekankan pelajaran kepada kenyataan, sebab hal nyata lebih membangkitkan motivasi dibanding yang bersifat teori.[6]
Dari uraian ini dapat dianalisis bahwasannya peranan seorang guru pada umumnya segai pengajar dan pendidik, selain sebagai penengajar dan pendidik guru juga berperan sebagai pembimbing dan motivator bagi siswa.
Mc Donald memberikan sebuah definisi tentang motivasi sebagai suatu perubahan tenaga di dalam diri/pribadi seseorang yang ditandai oleh efektif dan reaksi-reaksi dalam usaha mencapai tujuan. Berbeda dengan James O. Whitter yang memberikan pengertian secaa umum mengenai penggunaan istilah “motivasion” di bidang psikologi. Ia mengatakan, bahwa motivasi adalah kondisi-kondisi atau keadaan yang mengaktifkan atau memberi dorongan kepada mahkluk untuk bertingkah laku mencapai tujuan yang ditimbulakan oleh motivasi tersebt. Apa yang di kemukakan Whitteker ini, berlaku secara umum baik kepada manusia dan hewan.[7]
Para ahli berpendapat bahwa motivasi perilaku manusia berasal dari kekuatan mental umum, isting, dorongan, kebuthan, proses kognitif, dan interaksi.[8] Dalam islam, motivasi diakui berperan penting dalam belajar. Sebab seseorang bila mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapai tujuan tertentu dan didukug oleh kondisi yang ada, maka ia akan mencurahkan segenap upaya yang di perlukan untuk mempelajari metode-metode yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut, teknik-teknk motivasi dalam Al-Qur’an mencakup tiga bentuk, yaitu : janji dan ancaman, kisah, pemanfaatan peristiwa penting.[9]
Untuk memotivasi siswa dalam rangka memaksimalkan diterima-nya suatu pengetahuan kepada siswa, maka diperlukan suatu cara, langkah, atau juga seni dalam menyampaikan pelajaran. Seni menyampaikan pelajaran atau pengetahuan dalam pendidikan ini biasa disebut dengan keterampilan seni mengajar. Karena dalam mengajar membutuhkan seni, maka keterampilan dan keahlian berbicara, dan menggunakan segala media untuk menyampaikan pengetahuan mutlak diperlukan. Dalam dunia pendidikan, apa yang disebut dengan seni dan cara mengajar atau men-didik ini biasa disebut dengan metode atau juga model belajar-mengajar yang didalamnya memuat tentang teknik mengajar, tujuan, dan manfaat trategi yang didapatkan. Apa yang diinginkan dari teknik pembelajaran ini sebenarnya tidak jauh dari upaya pengembangan potensi siswa.
Dalam konsep kompetensi yang kemudian melahirkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) beberapa tahun lalu, kita menemukan rumusan konseptual kompetensi, yaitu untuk meningkatkan pengetahuan (knowledge), pengertian (understanding), keterampilan (skills), nilai (value), dan minat (interest). Lima muatan pengajaran dengan konsep kompetensi ini dimaksudkan untuk mengembangkan tiga potensi pen-didikan di dalam diri manusia yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotorik.[10]
Sedangkan Talking Stick(tongkat berbicara) adalah metode yang pada mulanya digunakan oleh penduduk asli Amerika untuk mengajak semua orang berbicara atau menyampaikan pendapat dalam suatu forum (pertemuan antar suku), sebagaimana dikemukakan Carol Locust berikut ini. Tongkat berbicara telah digunakan selama berabad-abad oleh suku–suku Indian sebagai alat menyimak secara adil dan tidak memihak. Talking stick merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif. Menurut Kauchack dan Eggen dalam Azizah, pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang melibatkan siswa untuk bekerja secara kolaboratif dalam mencapai tujuan.[11]
Adapun metode ini memberikan pengalaan belajar yang menyenagkan, menigkatkan motivasi, kepercayaan diri yang mana pendekatan tersebut ditujukan untuk memunculkan emosi dan sikap positif  belajar dalam proses belajar mengajar yang berdampak pada penigkatan kecerdasan otak. Jadi penulis dapat menyimpulkan metode talking stick adalah sebuah metode pendidikan yang dilaksanakan dengan cara memberikan kebebasan kepada pserta didik untuk dapat bergerak dan bertindak dengan leluasa sejauh mungkin menghindari unsur-unsur perintah dan paksaan dalam menumbuhkan dan mengembngkan rasa percay diri dalam belajar.
Untuk membuat pembelajaran lebih menarik lagi seorang guru juga bisa menggunakan media-media yang dapat menarik minat siswa untuk belajar misalkan dengan menggunakan media gambar biasanya seorang peserta didik malas membaca buku-buku yang hanyak teks saja tanpa ada gambar karena hal tersebut membuat peserta didik merasa jenuh untuk lebih jelas lagi penulis akan memberikan penjelasan mengenai media gambar. Sebelum membahas pengertian media pembelajaran kita harus mengetahui terlebih dahulu apa itu media, kata “media” berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium”, yang secara harfiah berarti “perantara atau pengatur”. Dengan demikian media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Jadi dapat dipahami bahwa media pembelajaran adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran.[12]
Hamalik mengemukakan bahwa pemakaian media pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membagkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.[13]
Kesimpulannya, bagi seorang guru dalam proses belajar mengajar tidak hanya sekedar sebagai pengajar dan pendidik, namun guru juga mempunyai peranan sebagai pembimbing dan motivator siswa, untuk membangkitkan motivasi siswa seorang guru bisa menggunakan metode talking stick dan media gambar.

H.    Tinjauan Pustaka
Tinjuan pustaka merupakan uraian yang sistematis tentang hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu dan hubungannya peneliti yag akan dilakukan.
            Metode yang paling baik di dalam pengajaran adalah metode yang akan mengantar kita sampai ketujuan kita dengan jalan paling singkat, dengan tenaga yang hemat dan tidak menjadikan siswa terlalu susah dan tidak membosankan siswa.
Hasil penelitian Sustina (2014) yang bejudul “ Peranan Metode pembelajaran  Talking Stick Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Di MTS Tarbiyatussiyan Talang Seleman”,[14] Menyatakan terdapat hasil hasil belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak kelas VIII di MTS Tarbitussibyan Desa Talang Seleman dengan menggunakan Metode pembelajaran talking stick.
            Menurut penilitian Fahriza yuniarrisqa (2011) yang berjudul “ Penerapan Metode pembelajaran Talking Stick melalui media gambar untuk meningkatka aktifitas dan hasil belajar siswa mata pelajaran IPS dengan tema kegiatan jual beli di kelas III SDN Jember Lor 02”, menyatakan bahwa aktivitas belajar siswa terbukti meningkat, jadi pembelajaran melalui motode pembelajaran talking stick melalui media  gambar  dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa kelas III pada mata pelajaran IPS dengan tema kegiatan jual beli di SDN Jember Lor 02.[15]
            Kemudian hasil penelitian Rini Puji Lestari (2009) yang berjudul “ Penggunakan media gambar guna meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS kelas II SDN 2 Mojo Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali.” Dijelakan bahwa pemebalajaran IPS di SDN 2 Mojo Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali yang menggunakan media gambar dapat mengaktifkan siswa sehimgga pembelajaran menjadi meningkat dan prestasi belajar menjadi lebih baik.[16]
            Berdasarkan penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan metode talking stick dan media gambar terbukti berpengaruh terhadap prestasi belajar dan peningkatan hasil belajar siswa menjadi lebih baik.
           

I.       Metodologi Penelitian
1.      Jenis dan Sumber Data
a.       Jeis Data
Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data kualitatif. Data-data tersebut berkaitan dengan data-data tentang penerapan metode talking stick , keadaan siswa yang dijadikan informan penelitian, keadaan guru, dan data yang berkaitan dengan teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli berkaitan dengan metode talking stick.
b.      Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari sumber primer dan sekunder. Sumber primer yakni data diperoleh dari guru dan siswa yang dijadikan objek penelitian. Sedangkan sumber sekunder data-data penunjang yang diperoleh dari kepala Madrasah melalui wawancara dan sumber-sumber teoritis yang diperoleh dari informasi literatur.
2.      Informan Penelitian
Adapun dalam penelitian ini yang menjadi informan penelitiannya adalah seluruh siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Al Hijrah Sejangko yang bejumlah 00 orang siswa.
3.      Teknik Pengumpulan Data
a.       Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Al Hijrah Sejangko, guru, kepala sekolah, dan sumber-sumber teoritis yang diperoleh dari informasi literatur.
b.      Jenis data dalam penelitian ini yaitu data hasil belajar berupa kemampuan siswa kelas V MI Al Hijrah Sejangko, data proses pembelajaran yang di lakukan peneliti dan kolaborator
c.       Dalam penelitian ini penulis mengunakan beberapa metode pengumpulan data, yaitu pertama, yaitu dengan cara ovservasi cara belajar siswa, kedua teknik tes ini digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai prestasi belajar peserta didik. Pelaksanaan tes ini dilakukan dalam tindakan terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas V MI Al Hijrah Sejangko.
4.      Rancangan Penelitian
a.       Perencanaan
Adapun perencanaan tindakan penelitian sebelum tindakan dilakukan yang haarus dilakukan adalah sebagai berikut :
1)      Mengidentifikasi masalah
2)      Mengadakan tes
3)      Menyiapkan materi pembelajaran
4)      Menyiapkan media
5)      Menyiapkan alat evaluasi
Selanjutnya dalam perencanaan dilakukan beberapa hal, yakni pertama, mengamati pelaksanaan proses pembelajaran oleh observasi/teman sejawat mengenai kemampuan anak dalam memahami, kebiasaan anak dalam belajar, kemampuan dalam memahami materi pelajaran. Kedua, membuat perencanaan pembelajaran. Ketiga guru melakukan apersepsi. Keempat, menentukan materi pembelajaran. Kelima, membuat lembar tes. Keenam, membuat lembar observasi, wawancara.
b.      Pelaksanaan Tindakan
Adapun tindakan yang akan dilakukan dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa adalah sebagai berikut :
Guru memulai dengan mengucapkan salam, meyiapka siswa dan melakukan apersepsi, menyiapkan meteri pelajaran dan me-nyampaikan pada siswa,  selanjutnya memberikan kesempatan siswa untuk memahami materi yang disampaikan.
Selanjutnya penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Satu siklus terdiri dari beberapa tindakan yang variatif. Pelaksanaan tindakan yang variatif. Pelaksanaan tindakan yang dilakukan yaitu melaksanakan serangkaian pemebelajaran dengan tahap-tahap sebagai berikut : pendahuluan, kegiatan inti, penutup.
Pada tahap ini dilakukan dengan beberapa kali pertemuan, yaitu mengamati pelaksanaan proses pembelajaran oleh peneliti mengenai kemampuan anak dalam membaca, memahami materi, kebiasaan dalam belajar, dan kemampuan dalam bekerja sama. Pada proses penelitian selanjutnya, melalui dua tahapan yakni pengamatan dan refleksi. Adapun kegiatan yang di lakukan dalam tahap ini sebagai berikut :
1)      Pengamatan (Observasi)
Pengamatan awal yang dilakukan adalah mengamati kebiasaan-kebiasaan siswa dalam belajar terutama kaitanyya dengan keterampilan siswa dalam membaca, memahami materi yang disampaikan, kesulitan siswa dalam belajar, kemampuan siswa dalam berkonikasi dan bekerjasama dengan kelompok. Dari pengamatan awal ini penulis mendapat data hanya 40% dari siswa kelas V yang memiliki kemampuan belajar dengan baik itupun terhadap siswa yang memang sudah berprestasi (mendapat rangking) di kelasnya. Oleh karena itu saya terdorong untuk mengetahui apakah yang menyebabkan hal itu terjadi dan bagaimana jalan kelauarnya.
2)      Refleksi
Untuk mengetahui secara mendalam mengenai penyebab dan jalan keluar gua untuk meningkatkan pretasi belajar siswa, maka ada beberapa faktor/variabel yang perlu direfleksikan yakni :
a)      Faktor siswa yaitu dengan melakukan pendekatan dan pengamatan kepada siswa untuk mempelajari kebiasaan siswa dalam belajar dengan teknik pengumpulan data melalui mempelajari kebiasaan siswa dalam membaca, menulis, dan tingkat kemampuan siswa dalam memahami materi yang disampaikan guru, kemampuan bekerjasama dalam kelompok, keterampilan dan kecepatannya dalam belajar.
b)      Faktor guru yaitu dengan cara mengevaluasi cara guru  mengajar, cara menerapka metode pembelajaran, serta pemberian motivasi terhadap siswanya di kelas pada Mata Pelajaran PAI .
5.      Analisa Data
Untuk menganalisa data ini peneliti menggunakan teknik deskriptif kuantitatif, yakni dengan menetapkan secara kuantitatif tentag kemampuan awal dan peningkatan prestasi belajar siswa melalui teknik pre-tes dan pos-tes pada Mata Pelajaran PAI. Analisa deskriptif kuantitatif ini menggunakan rumus :
P  
Selanjutnya dilakukan verifikasi dengan wawancara untuk mengetahui secara langsung peningkatan prestasi belajar melalui penerapan metode talking stick dan media gambar pada Mata Pelajaran PAI.

J.       Sistematika penelitian
Bab pertama, pendahuluan. Dalam bab ini berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis tindakan, kerangka teori, tinjauan pustaka, metodologi penelitian dan sistematika penelitian.
Bab kedua, Landasan Teori. Pada bab ini berisi teori yang relevan tentang metode talking stick, media gambar, prestasi siswa, kerangka pemikiran
Bab ketiga, Kondsi Objektif MI Al Hijrah Sejangko; terdiri dari sejarah singkat dan letak geografis, visi, misi, dan tujuan MI Al Hijrah Sejangko, mantan kepala sekolah, keadaan guru, keadaan siswa, keadaan karyawan, keadaan fasilitas, struktur organisasi, deksripsi proses pembelajaran dan kurikulum yang diterapkan.
Bab keempat, Hasil Penelitian. Dalam bab ini diuraikan tentang peran guru sebagai motivator, metode talking stick dam media gambar, penyajian data, analisis data tentang penerapan metode talking stick dan media gambar terhadap meningkatkan prestasi belajar siswa MI Al Hijrah Sejangko.
Bab kelima, Penutup. Dalam ini berikan kesimpulan dan saran-saran.






DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid dan Dian Andayani. 2005. Pendidikan Agama Islam Berbasis            Kompetensi. Bandung. Remaja Rosdakarya
Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta. Grafindo Persada
Dimyati dan Mujiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Rineka                 cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2005. Guru dan anak didik dalam interaksi                       edukatif. Jakarta. Rineka Cipta.
Isjoni. Cooperativ Learning. 2010. Bandung. Alfabeta.
Khodijah, Nyayu. 2011. Psikologi Pendidikan. Palembang. Grafika                         Telindo Press.
Lestari, Rini Puji. 2009. Penggunakan media gambar guna meningkatkan               keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS kelas II SDN 2 Mojo         Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali. Mojo.
Purwanto, Ngalim. 1999. Psikologi Pendidikan. Bandung. Remaja Rosda               Karya.
Soemanto, Wasty. 2006. Psikologi pendidikan landasan kerja pemimpin                 pendidikan. Jakarta. Rineka Cipta.
Sukmadinata, Nana Saodih. 2005. Landasan psikologi proses pendidikan.   Bandung. PT Remaja Rosdakarya.
Sustina. 2014. Peranan Metode pembelajaran  Talking Stick Dalam              Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Pada Mata Pelajaran         Aqidah Akhlak Di MTS Tarbiyatussiyan Talang Seleman.    Indralaya: STITQI.
Fahriza, Yuniarisqa. 2012.  Penerapan Metode pembelajaran Talking          Stick melalui media gambar untuk meningkatka aktifitas dan hasil           belajar siswa mata pelajaran IPS dengan tema kegiatan jual beli     di kelas III SDN Jember Lor 02. Jember: FKIP Jember.






[1] . syaiful bahri djamarah. Guru dan anak didik dalam interaksi edukatif, Rineka cipta , Jakarta , 2005, Hal.45
[2] . Ngalim Purwanto, Psikologi Pindidikan , (Bandung : Remaja Rosda Karya, 1999), hlm. 60.

[3] . Wawancara dengan ibuk Muttarinah (salah satu guru di Madrasah Ibtidaiyah Al- Hijrah sejangko) pada tanggal 2 April 2016.
[4] Observasi pada tanggal 2 April 2016
[5] . Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 252
[6] . Ibid.,hlm.265
[7] . Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm 203-205
[8] . Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm 84
[9] . Nyayu Khodijah, Psikologi Pendidikan, (Palembang: Grafika Telindo Press, 2011), hlm 178-179
[10] . Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hlm 51-52
[11] . Isjoni, cooperative Learning,(Bandung: Alfabeta,2010), hlm 18
[12] . Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010), hlm 120-121
[13] . Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Jakarta Grafindo Persada, 2007), hlm 18
[14] . Sustina, Peranan Metode pembelajaran  Talking Stick Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Di MTS Tarbiyatussiyan Talang Seleman, (Indralaya: STITQI, 2014)
[15] . Fahriza Yuniarisqa, Penerapan Metode pembelajaran Talking Stick melalui media gambar untuk meningkatka aktifitas dan hasil belajar siswa mata pelajaran IPS dengan tema kegiatan jual beli di kelas III SDN Jember Lor 02, (Jember, FKIP Jember, 2012)
[16] . Rini Puji Lestari, Penggunakan media gambar guna meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS kelas II SDN 2 Mojo Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali. (Mojo, 2009)