Rabu, 13 Januari 2016

MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN "MOTIVASI BELAJR"



MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN
“ MOTIVASI BELAJAR”

Description: LOGO STITQI







DISUSUN OLEH                  :
KELOMPOK                        : 7 (tujuh)
NAMA                                   : Marwiyah
NIM                                        : 2013.01.071
DOSEN PENGAMPU : Ani Nafisah, M. Pd. I



SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH ALQUR’AN AL-ITTIFAQIYAH (STITQI) INDRALAYA OGAN ILIR SUMATERASELATAN
TAHUN AKADEMIK 2015/2016


KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah kita panjatkan kehadiran Allah SWT. Karena rahmat dan taufik-Nya jugalah penyusunan makalah yang berjudul “ MOTIVASI BELAJAR ” ini diselesaikan tepat pada waktunya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan dalam isi maupun penyusunan-nya, baik dalam penyajian data, bahasa maupun sistematika pembahasannya. Sebab bak kata pepatah “ tak ada gading yang tak retak atau dengan pepatah yang lain tak ada ranting yang tak akan patah”, oleh karena itu penulis mengharapkan masukan atau keritikn maupu saran yang bersifat membangun demi ke-sempurnaan dimasa yang akan datang.
Mudah0mudahan dengan adanya makalah ini sedikit banyaknya dapat membawa manfaat bagi kita semua dan juga dapat menjadi referensi bagi pembuat makalah selanjunya, dan kami mengucapka terimakasih kepada pihak yang embantu menyelesaikan makalah ini.


Indralaya, 16 Desember 2015

Penulis,




DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................         ii
DAFTAR ISI ...........................................................................         iii
BAB I
PEMBAHASAN
A.    LATAR BELAKANG ...............................................           1
B.     RUMUSAN MASALAH ...........................................          1
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Motivasi .....................................................          3
B.     Jenis-jenis Motivasi ......................................................          5
C.     Dimensi-dimensi Motivasi ...........................................          6
D.    Teori Motivasi ..............................................................          7
E.     Peranan Motivasi dalam Mencapai Keberhasilan Belajar       11
F.      Teknik-teknik Motivasi .................................................         12
G.    Motivasi Belajar Dalam Konsep Islam ..........................        13
H.    Tujuan Motivasi .............................................................        14
BAB II1
KESIMPULAN
A.    Kesimpulan .....................................................................       15
B.     Saran ...............................................................................       16
DAFTAR ISI .............................................................................       17


BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Belajar merupakan kegiatan sehari-hari bagi siswa sekolah. Kegiatan belajar tersebut ada yang dilakukan di sekolah, di rumah, sawah, sungai, atau hutan. Ditinjau dari segi guru, kegiatan belajar siswa tersebut ada yang tergolong dirancang dalam desain instruksional. Kegiatan belajar yang termasuk rancangan guru, bila siswa belajar di tempat-tempat tersebut untuk mengerjakan tugas-tugas belajar sekolah. Disamping itu ada juga kegiatan belajar karena yang tidak termasuk rancangan guru. Artinya, siswa belajar karena keinginannya sendiri. Pengetahuan tentang “ belajar, karena ditugasi” dan “ belajar, karena motivasi diri” penting bagi guru dan calon guru.
Diantara berbagai faktor yang mempengaruhi belajar, motivai sering dipandang sebagai faktor yang cukup dominan. Meski diakui bahwa intelegensi dan bakat merupakan modal utama dalam usaha mencapai prestasi belajar, namun keduanya tidak akan banyak berarti bila siswa sebgai individu tidak memiliki moivasi untuk berprestasi sebaik-baikya. Dalam hal ini, bila faktor-faktor lain yang mempengaruhi belajar adalah sama, maka asumsikan bahwa individu yang memiliki motivasi lebih tinggi akan mencapai hasil belajar yang lebih tinggi akan mencapai hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan individu yang memiliki motivasi rendah atau tidak memiliki motivasi sama ekali.
Maka. Dalam hal ini pemakalah akan membahas mengenai motivasi be-lajar.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Pengertian motivasi
2.      Jenis-jenis motivasi
3.      Dimensi-dimensi motvasi
4.      Teori motivasi
5.      Peran motivasi dalam mencapai keberhasilan
6.      Teknik-teknik motivasi siswa
7.      Motivasi belajar dalam konsep islam
8.      Tujuan Motivasi

















BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN MOTIVASI
Setiap aktifitas manusia pada dasarnya dilandasi oleh adanya dorongan untuk mencapai tujuan atau terpenuhinya kebutuhannya. Adanya daya pendorong ini disebut motivasi. Dalam beberapa terminologi, motivasi dinyatakan suatu kebutuhan, keinginan, gerak hati, naluri, dan dorongan, yaitu sesuatu yang memaksa organisme manusia untuk berbuat atau bertindak. Motivasi adalah sebuah konsep yang digunakan untuk menjelaskan inisiasi, arah, dan intensitas perilaku individu. Motivasi merupakan kekuatan yang mendorong seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan.[1]
Berikut ini beberapa pengertian mengenai motivasi menurut para ahli seperti :
1.      Petri (1981) menggambarkan motivasi sebagai kekuatan yang bertindak pada organisme yang mendorong dan mengarahkan perilakunya
2.      Mc Donald mengatakan bahwa motivasi adalah sesuatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan.
3.      Morgan dkk (1986) mendevinisikan motivasi sebagai kekuatan yang memberikan energi, menjaga kelangsungannya, dan mengarahkan perilaku terhadap tujuan.[2]
 Jadi motivasi adalah suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan kata lain, motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Sedangkan motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk belajar. Dalam arti yang lebih luas, motivasi diartikan sebagai pengaruh dari energi dan arahan terhadap perilaku yang meliputi kebutuhan, minat, sikap, nilai, aspirasi, dan perangsang (incentives).[3]
Pendapat lain mengenai motivasi yang dikemukakan oleh parah ahli dinataranya :
1.      James O. Whittaker
Ia mengatakan bahwa, motivasi adalah kondisi-kondisi atau keadaan yang mengaktifkan atau memberi dorongan kepada makhluk untuk bertingkah laku mencapai tujuan yang ditumbulkan oleh motivasi tersebut.
2.      Thorndike
Ia mengatakan, bahwa belajar dengan “trial adn error” itu dimulai dengan adanya beberapa motif yang mendorong keaktifan. Degan demikian, untuk mengaktifkan anak dalam belajar diperlukan motivasi.
Dari eksperimentasinya, ia menyimpulkan tiga hukum belajar :
a)      Law of readiness
b)      Law of excercise, dan
c)      Law of effect
3.      Ghuthrie
Mengenai motivasi dalam belajar, ternyata Ghuthrie mempunyai pandangan yang agak berbeda dengan pandangan Thorndike. Ghuthrie memandang motivasi dan reward sebagai hal yang kurang penting dalam belajar.
Menurut Ghuthrie, motivasi hanyalah menimbulkan variasi respon pada individu, dan bila dihungkan dengan hasil belajar, motivasi itu bukan instrumental dalam hasil belajar.[4]
Dari beberapa pengertian di atas pemakalah dapat me-nyimpulkan definisi motivasi belajar sebagai berikut :
Motivasi adalah suatu penyemangat atau dorongan yang menyebabkan terjadinya perubahan tenaga didalam diri seseorang dan menjadi penggerak perilaku seseorang untuk mencapai tujuan. Motivasi ini bisa timbul dari dalam diri seseorang dan timbul karena bantuan orang lain.
Sedangkan motivasi belajar adalah penyemangat atau pendorong yang menyebabkan seseorang untuk belajar.

B.     JENIS-JENIS MOTIVASI
Motivasi dapat dibedakan menjadi du jenis, yaitu motivasi primer dan motivasi sekunder.
1.      Motivasi primer
Motivasi primer adalah motivasi yang didasarkan pada motif-motif dasar. Motif-motif dasar tersebut umumnya berasal dari segi biologis atau jasmani manusia. Manusia adalah makhluk berjasmani, sehingga perilaku terpengaruh oleh insting atau kebutuhan jasmaninya.
2.      Motivasi sekunder
Motivasi sekunder adalah motivasi yang dipelajari. Hal ini berbeda dengan motivasi primer.[5]
Dilihat dari sumbernya, motivasi belajar ada dua jenis, yaitu motivasi instrinsik, dan motivasi ekstrinsik.
1.      Motivasi Instrinsik
Motivasi instrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri orang yang bersangkutan tanpa rangsangan atau bantuan oarang lain.
2.      Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul karena rangsangan atau bantuan dari orang lain.[6]

C.    DIMENSI-DIMENSI MOTIVASI
Dalam kegiatan belajar, peranan motivasi yang tinggi tercermin dari ketekunan yang tidak mudah dipatahkan untuk mencapai kesuksesan meskipun dihadang oleh beberapa kesulitan. Motivasi yang tinggi dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dan membuat siswa merasa optimis dalam mengerjakan setiap apa yang dipelajarinya
Dalam menilai motivasi pada siswa diperlukan dimensi pengukuran. Menurut Aritonang motivasi belajar siswa meliputi beberapa dimensi, yaitu :
1.      Ketekunan dalam belajar
Suatu keadaan dimana individu memiliki suatu perilaku yang bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tujuan yang akan dicapainya.

2.      Minat dan ketajaman perhatian dalam belajar
Kesulitan dan hambatan dalam belajar pasti ada dan tidak dapat dihindarkan. Seorang siswa yang memiliki kegigihan dalam menghadapi masalah dalam belajarnya, maka akan dapat keluar dari permasalahan tersebut.
3.      Minat dan ketajaman perhatian dalam belajar
Seorang siswa dalam meraih tujuan belajarnya harus memiliki minat yang kuat karena dengan miliki minat yang kuat sudah pasti siswa tersebut memiliki motivasi belajar yang tinggi untuk meraih dan mengejar tujuan belajarnya. Ketajaman dan perhatian dalam belajar dapat digambarkan sebagai usaha seorang siswa dalam berkonsentrasi dalam bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tujuan belajar yang telah direncanakan
4.      Berprestasi dalam beljar
Kesuksesan dan keberhasilan dari suatu tujuan belajar banyak dilihat dari hasil belajarnya yakni prestasi belajar. Prestasi belajar yang tinggi dapat diraih jika seseorang memiliki motivasi belajar yang tinggi sehingga seseorang akan selalu berusaha dan tidak mudah puas dengan hasil belajarnya dan senantiasa berusaha meraih prestasi belajar.
5.      Mandiri dalam belajar
Kemandirian dalam belajar sangatlah penting karena dengan kemandirian seseorang akan selalu berusaha secara individu dan tidak selalu bergantung pada orang lain.[7]

D.    TEORI MOTIVASI
Beberapa teori motivasi yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1.      Teoiri Hedonisme
Hedone adalah bahasa yunani yang berarti kesukaan, ke-senangan, atau kenikmatan. Hedonisme adalah suatu aliran di didalam filsafat yang memandang bahwa tujuan hidup utama pada manusia adalah mencari kesenangan yang bersifat duniawi.
2.      Teori Naluri
Pada dasarnya manusia manusia memiliki tiga dorongan nafsu pokok yang dalam hal ini disebut pula kokok yaitu :
a.       Dorongan nafsu (naluri) mempertahankan diri
b.      Dorongan nafsu (naluri) mengembangkan diri
c.       Dorongan nafsu (naluri) mengembangkan atau mem-pertahankan diri
Dengan dimilikinya ketiga naluri pokok itu, maka kebiasaan-kebiasaan ataupun tindakan-tindakan dan tingkah laku manusia yang di buatnya sehari-hari mendapat dorongan (motivasi) atau digerakkan oleh ketiga naluri tersebut. Oleh karena itu, menurut teori ini untuk motivasi seseorang harus berdasarkan naluri mana yang perlu dituju atau dikembangkan.
3.      Teori reaksi yang dipelajari
Teori ini berpandangan bahwa tindakan atau perilaku manusia tidak berdasarkan naluri-naluri. Tetapi berdasarka pola-pola tingkah laku yang dipelajari dari kebudayaan ditempat orang itu hidup. Orang belajar paling banyak dari lingkungan kebudayaan ditempat dia hidup dan dibesarkan. Oleh karena itu, teori ini disebut juga teori lingkungan kebudayaan. Me-nurut teori ini apabila seorang pemimpin atau seorang pendidik akan memotivasi anak buah atau peserta didiknya, pemimpin atau pendidik itu hendaknya mengetahui benar-benar latar belakang kehidupan dan kebudayaan orang-orang yang dipimpinnya.
Dengan mengetahui latar belakang kebudayaan seseorang kita dapat mengetahui pola tingkah lakunya dan dapat me-mahami pula mengapa ia bereaksi atau bersikap yang mungkin berbeda dengan orang lain dalam menghadapi suatu masalah. Kita mengetahui bahwa bangsa kita sendiri dari berbagai macam  suku yang memiliki latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, banyak kemungkinan seorang pemimpin disuatu kantor atau seoraang guruh di suatu sekolah akan me-nghadapi bebrpa macam anak buah atau anak didik yang berbeda-beda sehingga perlu adanya pelayanan dan pendekatan yang berbeda pula, termasuk pelayanan dalam pemberian motivasi terhadap mereka.
4.      Teori daya pendorong
Teori ini merupakan perpaduan antara “teori naluri” dan “teroti reaksi yang dipelajari”. Oleh karena itu, menurut teori ini bila seorang pemimpin atau seorang pendidik ingin memotivasi anak buahnya tau peserta didik, ia harus berdasarkan atas daya pendorong, yaitu naluri dan reaksi yang dipelajari dari kebudayaan lingkungan yang dimilikinya.
5.      Teori kebutuhan
Teori motivasi yang sekarang banyak dianut oarang adalah teori kebutuhan. Teori ini beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh manusia pada hakikatnya adalah untuk me-menuhi kebutuhannya, baik kebutuhan fisik maupun kebutuhan psikis. Oleh karena itu, menurut teori ini apabila seorang pemimpin ataupun pendidik bermaksud emberikan motivasi kepada seseorang, ia harus berusaha mengetahui terlebih dahulu apa kebutuhan-kebutuhan orang yang akan dimotivasi-nya.[8]
Banyak ahli psikologi yang telah berjasa merumuskan merumuskan kebutuhsn-kebutuhan manusia ditinjau dari sudut psikologi. Sejalan dengan itu pula terdapat adanya beberapa teori kebutuhan yang sangat erat berkaitan dengan kegiatan motivasi. Berikut ini dibicarakan salah satu teori kebutuhan yang dimaksud yaitu :
Teori Abraham Maslow
Sebagai seorang pakar psikologi, maslow mengemukakan adanya lima tingkatan kebutuhan pokok manusia. Kelima tingkatan kebutuhan pokok inilah yang kemudian dijadikan penegertian kunci dalam mempelajari motivasi manusia. Adapun kelima tigkatan kebutuhn pokok yang dimaksdu dapat dilihat pada gambar berikut : [9]

 



Reserved: Kebutuhan sosial (sosial needs)kebutkkuhan



 


kebutuhan
                                                                                                                                                
keterangan :
1.      Kebutuhan fisiologis : kebutuhan ini merupakan kebutuhan dasar, yang bersifat primer dan vital, yang menyangkut fungsi-fungsi biologis dasar dari organisme manusia seperti kebutuhan akan pangan, sandang dan papan, kesehatan fisik, dsb
2.      Kebutuhan rasa aman dan perlindungan : seperti terjamin keamanannya, terlindung dari bahaya, dan ancaman penyakit, perang, kemiskinan, kelaparan, perlakuan tidak adil, dsb.
3.      Kebutuhan sosial : yang meliputi antara lain kebutuhan akan dicintai, diperhitungkan secara pribadi, diakui sebagi anggot kelompok, rasa setia kawan, kerjasama
4.      Kebutuhan akan penghargaan : termasuk kebutuhn dihargai karena prestasi, kemampuan, kedudukan atau status, pangkat, dsb.
5.      Kebutuhan akan aktualisasi diri : seperti kebutuhan mempertingi potensi-potensi yang dimiliki, pegembangan diri secara maksimum, kreatifitas, dan ekspresi diri.[10]
Tingkatan atau hirarki kebutuhan dari Maslow ini tidak dimaksud sebagai suatu kerangka yang dapat dipakai setiap saat, tetapi lebih merupakan krangka acuan yang dapat di-gunakan sewaktu-waktu bilamana diperlukan untuk memperkirakan tingkat kebutuhan mana yang mendorong sseorang yang akan dimotivasi bertindak melakukan sesuatu.[11]
Dari teori-teori yang disebutkan diatas masih banyak lagi pendapat mengenai teori motivasi seperti yang dikemukakan oleh Morgan dkk (1996) yaitu : teori Drive, teori Insentif, teori Opponent-process, dan teori Optimal-level. Sedangkan Elliot dkk, mengemukakan empat teori motivasi yaitu : Hirarki kebutuhan Maslow, teori kognitif Bruner, teori kebutuhan berprestasi, dan teori Atribusi.[12]

E.     PERAN MOTIVASI DALAM MENCAPAI KEBERHASILAN
BELAJAR

Motivasi merupakan salah satu unsur dalam mencapai prestasi belajar yang optimal selain kondisi kesehatan secara umum, intelegensi, dan bakat minat (Rustam,1988). Seorang anak didik bukan tidak bisa mengerjakan sesuatu, tetapi ketidakbisaan itu disebabkan oleh kemauan yang tidak terlalu banyak terhadap pekerjaan itu. Motivasi yang kurang menyebabkan dorongan dan kemauan tidak kuat, sehingga hasil kerjanya tidak sesuai dengan kecakapan. [13]
Menurut teori humanistik dari maslow (koesnik, 1990), motivasi seseoarang berasal dari kebutuhannya, sehingga perilaku manusia berorientasi pada pemuasan kebutuhan dan pencapaian tujuan. Kebutuhan merupakan suatu keinginan yang belum tercapai yang berguna bagi manusia. Tujuan merupakan sesuatu yang akan menyebabkan kepuasan terhadap kebutuhan. Sedangkan motivasi merupakan pembangkit dan ketekunan yang terus menerus terhadap kecenderungan untuk berbuat dengan cara tertenu agar mencapai sesuatu yang dirasakan dengan baik.[14]
Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan  daya penggerak dalam diri individu yang me-nimbulakan kegiatan belajar, yang dapat menjamin kelangsungan kegiatan belajar, dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendakai akan tercapai (sardiman, 1990). Jika individu mempunyai motivasi motivasi belajar yang tinggi, maka individu tersebut akan mencapai prestasi yang baik.[15]
Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam menumbuhkan gairah, perasaan dan semangat untuk belajar. Motivasi belajar adalah dorongan yang menjadi penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu dan mencapai suatu tujuan yaitu untuk mencapai prestasi. Dengan demikian motivasi memiliki peranan yang strategis dalam belajar, baik pada saat akan memulai belajar, saat sedang blajar, maupun saat berakhirnya belajar. Agar perannya lebih optimal, maka prinsip-prinsip motivasi dalam aktifitas belajar haruslah dijalankan.[16]

F.     TEKNIK-TEKNIK MEMOTIVASI SISWA
Ada banyak cara yang dapat dilakukan oleh seoarang pendidik atau guru untuk memotivasi siswa untuk belajar dianataranya, yaitu:
Sadirman mengemukakan beberapa bentuk dan cara untuk me-numbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar disekolah melalui me-mberi angka, hadiah, saingan/kompetensi, ego-involment, memberi ulangan, mengetahui hasil, pujian, hukuman, hasrat untuk belajar, minat, tujuan yang diakui
Nasution (1988) mengemukakan ada beberapa cara untuk me-ningkatkan motivasi belajar yaitu, memadukan motif-motif yang sudah dimiliki, memperjelas tujuan yang hendak dicapai sehingga siswa akan berbuat lebih efektif, mengadakan persaingan, memberitahukan hasil kerja yang telah dicapai, dan pemberian contoh yang positif.
Azwar ada banyak teknik yang dapat dilakukan oleh seorang pendidik atau guru untuk memotivasi siswa untuk belajar mengemukakan teknik-teknik untuk memotivasi siswa yaitu, ganjaran (reward), nilai prestasi, kompetisi, pengetahuan akan hasil belajar.[17]

G.    MOTIVASI BELAJAR DALAM KONSEP ISLAM
Menurut Mujib dan Mudzakir, berbagai bentuk motivasi yang dikemukakan oleh para psikolog hanya bersifat duniawi dan berjangka pendek, juga tidak menyentuh aspek-aspekspiritual dan ilahiah. Dalam Islam, motivasi diakui berperan penting dalam belajar. Sebab seseorang bila mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapai tujuan tertentu dan di dukung oleh kondisi yang ada, maka ia akan mencurahkan segenap upaya yang diperlukan untuk mempelajari metode-metode yang tepat guna mencapai tujuan tersebut, apabila ia menghadapi suatu masalah dan merasa sangat perlu untuk memecahkannya maka biasanya ia akan melakukan berbagai upaya untuk itu sehingga menemukan solusiyang tepat. Teknik-teknik motivasi dalam Al-Qur’an mencakup tiga bentuk yaitu:
1.      Janji dan ancama. Al-Qur’an menjanjikan pahala yang akan diperoleh orang-orang beriman dalam surga, dan ancaman yang akan menimpa orang-orang kafir dalam neraka. Janji dan ancaman ini menimbulkan harapan dan rasa takutyang  merupakan jaminan bagi tumbuhnya dorongan yang kuat bagi diri kaum muslimin untuk melakukan amal yang baik selama hidup di dunia, termasuk belajar.
2.      Kisah, yaitu menyajikan berbagai peristiwa, kejadian dan pribadi yang dapat menarik perhatian dan menimbulkan daya tarik bagi pendengarannya untuk mengikutinya, dan membangkitkan berbagai kesan dan perasaan yang membuat mereka terlibat secara psikis serta terpengaruh secara emosional.
3.      Pemanfaatan peristiwa penting, yaitu menggunakan beberapa peristiwa atau persoalan penting yang terjadi yang bisa menggerakkan emosi, menggugah perhatian dan menyibukkan pikiran. Al-Qur’an menggunakan peristiwa-peristiwa penting yang dialami kaum muslimin sebagai suri tauladan yang berguna dalam kehidupan mereka hal itu membuat mereka lebih siap dan lebih menerima untuk mempelajari dan menguasai keteladanan tersebut.[18]

H.    TUJUAN MOTIVASI
Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat mem-peroleh hasil atau mencapai tujuan tertentu.bagi seorang Guru, tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau memacu para siswanya agar timbul keinginan dan kemauannya untuk menigkatkan prestasi belajarnya sehingga tercapai tujuan pen-didikan sesuai dengan yang diharapkan dan ditetapkan di dalam kurikulum sekolah. Sebagai contoh, seorang guru memberikan pujian kepada seorang siswa yang maju kedepan kelas dan dapat mengerjakan hitungan matematika di papan tulis. Dengan pujian itu, dalam diri anak tersebut timbul rasa percaya pada diri sendiri, disamping itu timbul keberaniannya sehingga ia tidak takut dan malu lagi jika disuruh maju kedepan kelas.[19]










BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Motivasi adalah suatu penyemangat atau dorongan yang menyebabkan terjadinya perubahan tenaga didalam diri seseorang dan menjadi penggerak perilaku seseorang untuk mencapai tujuan. Motivasi ini bisa timbul dari dalam diri seseorag dan timbul karena bantuan dari orang lain.
Sedangkan, motivasi belajar adalah penyemangat atau pen-dorong yang menyebabkan seseorang untuk belajar.
Motivasi dapat dibedakan menjadi du jenis, yaitu motivasi primer dan motivasi sekunder. Dilihat dari sumbernya, motivasi belajar ada dua jenis, yaitu motivasi instrinsik, dan motivasi ekstrinsik.
            Dalam menilai motivasi pada siswa diperlukan dimensi pengukuran. Menurut Aritonang motivasi belajar siswa meliputi beberapa dimensi, yaitu ketekunan dalam belajar, ulet dalam menghadapi kesulitan, minat dan ketajaman perhatian dalam belajar, berprestasi dalam belajar, mandiri dalam belajar.
            Motivasi meliputi beberapa teori diantaranya yaitu, teori hedonisme, teori naluri, teori reaksi yang dipelajari, teori daya pendorong, teori kebutuhan.
            Motivasi merupakan salah satu unsur dalam mencapai prestasi belajar yang optimal selain kondisi kesehatan secara umum, intelegensi, dan bakat minat. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan  daya penggerak dalam diri individu yang me-nimbulakan kegiatan belajar, yang dapat menjamin kelangsungan kegiatan belajar, dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendakai akan tercapai, Peranannya yang khas adalah dalam menumbuhkan gairah, perasaan dan semangat untuk belajar.
            Ada banyak cara yang dapat dilakukan oleh seoarang pendidik atau guru untuk memotivasi siswa untuk belajar dianataranya, yaitu dengan memberi angka atau nilai, hadiah, saingan atau kompetisi, pujian, hukuman, memperjelas tujuan yang hendak dicapai, dan lain-lain.
            Menurut Mujib dan Mudzakir, berbagai bentuk motivasi yang dikemukakan oleh para psikolog hanya bersifat duniawi dan berjangka pendek, juga tidak menyentuh aspek-aspekspiritual dan ilahiah. Dalam Islam.             Teknik-teknik motivasi dalam Al-Qur’an mencakup tiga bentuk yaitu, janji dan ancaman, kisah, pemanfataan peristiwa penting.

B.     SARAN

Demikian uraian makalah yang dapat kami sajikan, kami sadar bahwa dalam pengambilan sub bahasan dalam makalah ini masih banyak kekurangan, apabila terdapat kesalahan baik dalam penulisan maupun dalam pemaparan, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Kesempurnaan hanya milik Allah dan kekurangan pastilah milik manusia karena itu, tidak lupa kritik dan saran selalu saya harapkan untuk kesempurnaan makalah kami. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.











DAFTAR ISI

Dimyati & Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta, 2009.
Khodijah, Nyayu, Psikologi Pendidikan, Palembang : Grafika Telindo Press, 2011.
Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2007.
Soemanto, Wasty, Psikologi Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 2006.
http://digilib.uinsby.ac.id/875/5/Bab%202.pdf.








[1] . Nyayu khodijah. Psikologi Pendidikan. Palembang : Grafika Telindo Press. 2011. Hlm 165
[2] . Ibid. Hlm 166
[3] . Ibid. Hlm 166-167
[4] . Wasty Soemanto. Psikologi Pendidikan (landasan kerja pemimpin pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. 2006.  Hlm 205
[5] . Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. 2009. Hlm 86-88
[6] . Nyayu Khodijah. Psikologi Pendidikan. Palembang : Grafika Telindo Press. 2011. Hlm 168
[8] . Ngalim Purwanto. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. 1990. Hlm 74-77
[9] . Ibid. Hlm 77
[10] . Ibid. Hlm 78
[11] . Ibid. Hlm 78
[12]. Nyayu Khodijah. Psikologi Pendidikan. Palembang : Grafika Telindo Press. 2011. Hlm 169-170
[13]. Ibid. Hlm 172
[14]. Ibid. Hlm 172-173
[15]. Ibid. Hlm 173
[16]. Ibid. Hlm 173
[17] . Ibid. Hlm 176-177
[18] . Ibid. Hlm 178
[19] .NgalimPurwanto. Psikologi Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung : 2007