MAKALAH
MEDIA PENGAJARAN PAI
KRITERIA
MEDIA PENDIDIKAN
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
KELOMPOK
v ( lima )
Nama : Marwiyah
Nim : 2013.01.071
Semester : 4.B
Dosen Pengampu : Endang
Suwitri. Mpdi
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH
AL-QUR’AN
AL-ITTIFAQIAH (STITQI)
OGAN ILIR
TAHUN AKADEMIk
2015
DAFTAR
ISI
Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................................ iii
DAFTAR ISI............................................................................................................ ii
BAB
1 PENDAHULUAN..................................................................................... 1
1. Latar Belakang ....................................................................................... 1
2. Rumusan Masalah ................................................................................... 1
BAB
II PEMBAHASAN ....................................................................................... 2
A.
Dasar
Pertimbangan Pemilihan Media ................................................... 2
B.
Faktor-faktor
pemilihan media .............................................................. 3
1.
Objektivitas ...................................................................................... 3
2.
Program
Pengajaran ......................................................................... 3
3.
Sasaran Program .............................................................................. 3
4.
Situasi dan
Kondisi .......................................................................... 4
5.
Kualitas Teknik ................................................................................ 4
6.
Keefektifan dan
Efesiensi penggunaan ................................... 4
C.
Prinsip-prinsip
Pemilihan Media .................................................... ........ 8
1. Tujuan
Pemilihan .....................................................................
......... 8
2. Karakteristik
Media Pengajaran ............................................... ........ 8
3. Alternatif
pilihan .................................. ................................... ........ 9
D.
Kriteria
Pemilihan Media ...............................................................
10
BAB
III PENUTUP ................................................................................................ 14
A.
Kesimpulan ............................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 15
KATA
PENGANTAR
Syukur
al Hamdulilah kita panjatkan kehadiran Allah SWT. Karena rahmat dan taufiq-Nya
jugalah “ penyusunan makalah yang berjudul KRITERIA
MEDIA PENDIDIKAN” ini dapat di selesaikan tepat pada waktunya. semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Penulis menyadari dalam penyusunan
makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan dalam isi
maupun penyusunannya, baik dalam penyajian data, bahasa maupun
sistematika pembahasannya. Sebab bak kata pepatah “ tak ada gading yang tak
retak atau dengan pepatah lain tak ada ranting yang tak akan patah” , oleh
sebab itu Penulis mengharpkan masukan atau kritikan maupun saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaannya di masa yang akan datang.
Mudah-mudahan dengan adanya makalah
ini sedikit banyaknya dapat membawa manfaat kepada kita semua, dan juga dapat
menjadi referensi bagi pebuat makalah selanjutnya.
Sakatiga,
05 Juni 2015
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Pada dasarnya media pendidikan
merupakan sarana kemunikasi dalam proses belajar mengajar yang berupa perangkat
keras maupun lunak untuk mencapai proses dan hasil intraksional yang efektif
dan efisien serta tujuan intraksional dapat dicapai dengan mudah. Oleh karena
itu media pendidikan harus dibuat sebaik mungkin agar dapat menarik peserta
didik dalam memahami sesuatu.
Dewasa ini banyak sekaliberkembang
media pendidikan, baik yang berupa perangkat lunak maupun keras. Maka dari itu
diperlukan filter atau penyaringan media tersebut agar sesuai yang dibutuhkan
oleh peserta didik dan oendidik. Keduanyan harus selektif dalam memilih media
pendidikan agar dapat digunakan secara efisien dan mudah.
Pendidikan harus memiliki pandangan
luas dalam memilih media yang tepat untuk digunakan, karena hal itu menentukan
keberhasilan pembelajaran pada waktu itu. Pendidik juga harus memperhatikan
kondisi peserta didik dalam memilih media tersebut, agar peserta didik tidak
merasa diberatkan dengan media yang dipakai. Disamping itu pendidik juga harus memperhatikan
kondisi dari proses pembelajaran yang sedang berlangsung, karena media yang
digunakan akan sangat berpengaruh bagi kelangsungan kegiatan pembelajaran
tersebut.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa
dasar pertimbangan dari pemilihan media?
2.
Apa
saja faktor-faktor yang prlu diperhatikan dalam pemilihan media/
3.
Prinsip-prinsip
apa saja yang harus diperhatikan dalam pemilihan media?
4.
Kriteria
pemilihan media?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
DASAR PERTIMBANGAN PEMILIHAN MEDIA
Beberapa penyebab orang memilih media antaralain adalah :[1]
1.
Bermaksud
mendemonstrasikannya seperti halnya pada kuliah tentang media
2.
Merasa
sudah akrab dengan media tersebut, misalnya seorang dosen yang sudah terbiasa
menggunakan proyektor transparansi
3.
Ingin
memberi gambaran atau penjelasan yang lebih konkret
4.
Merasa
bahwa media dapat berbut lebih dari yang bisa dilakukannya, misalnya untuk
menarik minat dan gairah belajar siswa
Jadi, dasar
pertimbangan untuk memilih suatu media sangatlah sederhana, yaitu dapat
memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan yang dinginkan atau tidak. Mc. Connel
(1974) mengatakan bila media itu sesuiai pakailah, “If The Medium Fits, Use
It!”.[2]
Hal yang
menjadi pertanyaan di sini adalah apa ukuran atau kriteria kesesuaian tersebut.
Jawaban atas pertanyaan ini tidaklah semudah pertanyaannya. Beberapa faktor
perluh dipertimbangkan, misalnya tujuan instruktional yang ingin dicapai,
karakteristik siswa atau sasaran, jenis rangsangan belajar yang diinginkan
(audio, visual, gerak, dan seterusnya), keadaan latar atau lingkungan, kondisi
setempat, dan luasnya jangkaun yang dilayani. Faktor-faktor tersebut pada
akhirnya harus diterjemahkan dalam keputusan pemilihan.[3]
Pertanyaan-pertanyaan
praktis yang dapat diajukan dalam rangka pembelian media jadi adalah sebagai
berikan.[4]
1.
Apakah
media yang bersangkutan relevan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai?
2.
Apakah
ada sumber informasi, katalog, dan sebagainya mengenai media yang bersangkutan?
3.
Apakah
perluh dibentuk tim untuk mereviu yang terdiri dari para calon pemakai?
4.
Apakah
ada media di pasaran yang telah divalidasikan?
5.
Apakah
media yang bersangkutan boleh direviu terlebih dahulu?
6.
Apakah
tersedia format reviu yang sudah dibakukan?
B.
FAKTOR-FAKTOR YANG PERLUH DIPERHATIKAN DALAM MEMILIH MEDIA
PENGAJARAN
Agar pemilihan media yang dipilih
itu tepat, perlu diperhatikan beberapa faktor-faktor dalam pemilihan media
sebagai berikut : [5]
1.
Objektivitas
Unsur subyektivitas guru dalam memilih media pengajaran harus
dihindarkan. Artinya, guru tidak boleh memilih suatu media pengajaran atas
dasar kesenangan pribadi. Apabila secara objektif, berdasarkan hasil penelitian
atau percobaan, suatu media pengajaran menunjukkan keefektifan dan efesiensi
yang tinggi, maka guru jangan merasa bosan menggunakannya. Untuk menghindari
pengaruh unsur subjektifitas guru, alangkah baiknya apabilah daam memilih media
pengajaran itu guru meminta pandangan atau saran dari teman sejawat, dan/atau
melibatkan siswa.
2.
Program
Pengajaran
Program pengajaran yang akan disampaikan kepada anak didik harus
sesuai dengan kurikulum yang berlaku, baik isinya, strukturnya, maupun
kedalamannya. Meskipun secara teknis program itu sangat bail, jika tidak sesuai
dengan kurikulumia tidak akan banyak membawa manfaat; bahwa mungkin hanya
menambah beban, baik bagi anak didik maupun guru di samping akan membuang-buang
waktu, tenaga dan biaya. Terkecuali jika program itu hanya dimaksudkan untuk
mengisi waktu senggang saja, daripada anak didik bermain-main tidak karuan.
3.
Sasaran
Program
Sasaran program yang dimaksud adalah anak didik yang akan menerima
informasi pengajaran melalui media pengajaran. Pada tingkat usia tertentu dan
dalam kondisi tertentu anak didik mempunyai kemampuan tertentu pula, baik cara
berpikirnya, daya imajinasinya, kebutuhannya, maupun daya tahan dalam
belajarnya. Untuk itu maka media yang akan digunakan harus dilihat
kesesuaiannya dengan tingkat perkembangan anak didik, baik dari segi bahasa,
simbol-simbol yang digunakan, cara dan kecepatan penyajiannya, ataupun waktu
penggunaannya.
4.
Situasi
dan Kondisi
Situasi dan kondisi yang ada juga pertlu mendapat perhatian dalam
menentukan pilihan media pengajaran yang akan digunakan. Situasi dan kondisi
yang dimaksud meliputi:
a.
Situasi
dan kondisi sekolah atau tempat dan ruangan yang akan dipergunakan, seperti
ukurannya, perlengkapannya, ventilasinya.
b.
Situasi
serta kondisi anak didik yang akan mengikuti pelajaran mengenai jumlahnya,
motivasi, dan kegairahannya. Anak didik yang sudah melakukan praktik yang
berat, seperti praktik olahraga, biasanya kegairahan belajarnya sangat menurun.
5.
Kuatitas
Teknik
Dari segi teknik, media pengajaran yang akan digunakan perlu
diperhatikan, apakah sudah memenuhi syarat. Barangkali ada rekaman audionya
atau gambar-gambar atau alat-alat bantunya yang kurang jelas atau kurang
lengkap, sehingga perluh penyempurnaan sebelum digunakan. Suara atau gambar
yang kurang jelas bukan saja tidak menarik, tetapi juga dapat mengganggu
jalannya proses belajar mengajar.
6.
Keefektifan
dan Efesiensi Penggunaan
Keefektifan berkenaan dengan hasil yang dicapai, sedangkan
efisiensi berkenaan dengan proses pencapaian hasil tersebut. Keefektifan dalam
penggunaan media meliputi apakah dengan menggunakan media tersebut informasi
pengajaran dapat diserap oleh anak didik dengan optimal, sehingga menimbulkan
perubahan tingkah lakunya. Sedangkan efisiensi meliputi apakah dengan
menggunakan media tersebut waktu, tenaga, dan biaya yang dikeluarkan untuk mencapai
tujuan tersebut sedikit mungkin. Ada media yang dipandang sangat efektif untuk
mencapai suatu tujuan, namun proses pencapaiannya tidak efisien, baik dalam
pengadaannya maupun dipenggunaannya. Demikian pula sebaliknya, ada media yang
efisien dalam pengadaannya atau penggunaannya, namun tidak efektif dalam
pencapaian hasilnya. Memang sangat sulit untuk mempertahankannya keduanya
(efektif dan efisien) secara bersamaan, tetapi di dalam memilih media
pengajaran guru sedapat mungkin menekan jarak di antara keduanya.
Pada tingkat yang menyeluruh dan
umum pemilihan media dapat dilakukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor
berikut:[6]
1.
Hambatan
pengembangan dan pembelajaran yang meliputi faktor-faktor dana, fasilitas dan
peralatan yang telah tersedia, waktu yang tersedia (manusia dan material).
2.
Pesyaratan
isi, tugas, dan jenis pembelajaran. Isi pembelajaran beragam dari sisi tugas
yang ingin dilakukan siswa, misalnya penghafalan, penerapan keterampilan,
pengertian hubungan-hubungan, atau penalaran dan pemikiran tingkatan yang lebih
tinggi. Setiap katagori pembelajaran itu menuntut perilaku yang berbeda-beda
dan dengan demikian akan memerlukan teknik dan media yang berbeda-beda pula.
3.
Hambatan
dari sisi siswa dengan mempertimbangkan kemampuan dan keterampilan awal,
seperti membaca, mengetik, dan menggunakan komputer, dan karakteristik siswa
lainnya.
4.
Pertimbangan
lainnya adalah tingkat kesenangan dan keefektivan biaya.
5.
Pemilihan
media sebaliknya mempertimbangkan pula:
a.
Kemampuan
mengakomodasikan penyajian stimulus yang tepat (visual dan/atau audio).
b.
Kemampuan
mengakomodasikan respon siswa yang tepat (tertulis, audio, dan/atau kegiatan
fisik).
c.
Kemampuan
mengakomodasikan umpan balik.
d.
Pemilihan
media utama dam media skunder untuk penyajian informasi dan stimulus.
6.
Media
skunder haru mendapat perhatian karena pembelajaran yang berhasil menggunakan
media yang beragam. Dengan penggunaan media yang beragam, siswa memiliki
kesempatan untuk menghubungkan dan berinteraksi dengan media yang paling
efektif sesuai dengan kebutuhan belajar mereka secara perorangan.
Dari segi teori belajar, berbagai
kondisi dan prinsip-prinsip psikologis yang perlu mendapat pertimbangan dalam
pemilihan dan penggunaan media adalah sebagai berikut:[7]
1.
Motivasi.
Harus ada kebutuhan, minat, atau keinginan untuk belajar dari pihak siswa
sebelum meminta perhatiannya untuk mengerjakan tugas dan latihan. Lagi pula,
pengalaman yang akan dialami siswa harus relevan dengan dan bermakna baginya.
Oleh karena itu, perlu untuk melahirkan minat itu dengan perlakuan yang
memotivasi dari informasi yang terkandung dalam media pembelajara itu.
2.
Perbedaan
individual. Siswa belajar dengan cara dan tingkat kecepatan yang berbeda-beda.
Faktor-faktor seperti kemampuan intelegensia, tingkat pendidikan, kepribadian,
dan gaya belajar mempengaruhi kemampuan dan kesiapan siswa untuk belajar.
Tingkat kecepatan penyajian informasi melalui media harus berdasarkan kepada
tingkat pemahaman.
3.
Tujuan
pembelajaran. Jika siswa diberitahukan apa yang diharapkan mereka pelajari
melalui media pembelajaran itu, kesempatan untuk berhasil dalam pembelajaran
semakin besar. Di samping itu pernyataan mengenai tujuan belajar yang ingin
dicapai dapat menolong perancang dan penulis materi pelajaran. Tujuan ini akan
menentukan bagian isi yang mana yang harus mendapatkan perhatian pokok dalam
media pembelajaran.
4.
Organisasi
isi. Pembelajaran akan lebih mudah jika isi dan prosedur atau keterampilan
fisik yang akan dipelajari diatur dan diorganisasikan ke dalam urut-urutan yang
bermakna. Siswa akan memahami dan mengingat lebih lama materi pelajaran yang
secara logis disusun dan diurut-urutkan secara teratur. Di samping itu,
tingkatan materi yang akan disajikan ditetapkan berdasarkan kompleksitas dan
tingkat kesulitan isi materi. Dengan cara seperti ini dalam pengembangan dan
penggunaan media, siswa dapat dibantu untuk secara lebih baik mensintesis dan
memadukan pengetahuan yang akan dipelajari.
5.
Persiapan
sebelum belajar. Siswa sebaliknya telah menguasai secara baikpelajaran dasar
atau memiliki pengalaman yang diperlukan secara memadai yang mungkin merupakan
prasyarat untuk penggunaan media dengan sukses. Dengan kata lain, ketika
merancang materi pelajaran, perhatian harus ditujukan kepada sifat dan tingkat
persiapan siswa.
6.
Emosi.
Pemnelajaran yang melibatkan emosi dan perasaan pribadi serta kecakapan amat
berpengaruh dan bertahan. Media pembelajaran adalah cara yang sangat baik untuk
menghasilkan respons emosional seperti takut, cemas, empati, cinta kasih dan
kesenangan. Oleh karena itu, perhatian khusus harus ditujukan kepada
elemen-elemen rancangan media jika hasil yang diinginkan berkaitan dengan
pengetahuan dan sikap.
7.
Partisipasi.
Agar pembelajaran berlangsung dengan baik, seorang siswa harus
menginternalisasi informasi, tidak sekadar diberitahukan kepadanya. Oleh sebab
itu, belajar memerlukan kegiatan. Partisipasi aktif oleh siswa jauh lebih baik
daripada mendengarkan dan menonton secara pasif. Partisipasi artinya kegiatan
mental atau fisik yang terjadi disela-sela penyajian materi pelajaran. Dengan
partisipasi kesempatan lebih besar terbuka bagi siswa untuk memahami dan
mengingat materi pelajaran itu.
8.
Umpan
balik. Hasil belajar dapat meningkat apabila secara berkala siswa
diinformasikan kemajuan belajarnya. Pengetahuan tentang hasil belajar,
pekerjaan yang baik, atau kebutuhan untuk perbaikan pada sisi-sisi tertentu
akan memberikan sumbangan terhadap motivasi belajar yang berkelanjutan.
9.
Penguatan
(reinforcement). Apabila siswa berhasil belajar, ia didorong untuk terus
belajar. Pemebelajaran yang didorong oleh keberhasilan amat bermanfaat, dapat
membangun kepercayaan diri, dan secara positf mempengaruhi perilaku di
masa-masa yang akan datang.
10.
Latihan
dan pengulangan. Sesuatu hal baru dapat dipelajari secara efektis hanya dengan
sekali jalan. Agar suatu penetahuan atau keterampilan dapat menjadi bagian
kompetensi atau kecakapan intelektual seseorang, haruslah pengetahuan atau
keterampilan itu sering diulangi dan dilatih dalam berbagai konteks. Dengan
demkian ia dapat tinggal dalam ingatan jangka panjang.
11.
Penerapan.
Hasil belajar yang diinginkan adalah meningkatkan kemampuan seseorang untuk
menerapkan atau mentransfer hasil belajar pada masalah atau situasi baru. Tanpa
dapat melakukan ini, pemahaman sempurna belum dapat dikatakan dikuasai. Siswa
mesti telah pernah dibantu untuk mengenali atau menemukan generalisasi (konsep,
prinsip, atau kaidah) yang berkaitan dengan tugas. Kemudian siswa diberi kesempatan
untuk bernalar dan memutuskan dengan menerapkan generalisasi atau prosedur
terhadap berbagai masalah atau tugs baru.
C.
PRINSIP-PRINSIP PEMILIHAN MEDIA
Agar media pembelajaran benar-benar
digunakan untuk pembelajaran siswa, maka harus memperhatikan beberapa prinsip,
diantaranya :[8]
1.
Media
yang akan digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan untuk mencapai tujuan
pembelajaran
2.
Media
yang akan digunakan hrus sesuai denagan materi pembelajaran
3.
Media
pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan, dan kondisi siswa
4.
Media
yang akan digunakan harus memperhatikan efektivitas dan efisiensi
5.
Media
yang digunakan harus sesuai degan kemampuan guru dalam mengoprasikannya
Menurut Dr. Sudirman N. (1991)
mengemukakan beberapa prinsip pemilihan media pengajaran yang dibaginya kedalam
tiga kategori, sebagai berikut :[9]
1.
Tujuan
Pemilihan
Memilih media yang akan digunakan haus berdasarka maksud dan tujuan
pemilihan yang jelas. Apakah pemilihan media itu untuk pembelajaran. Untuk
informasi yang bersifat umum, ataukah untuk sekedar hiburan saja mengisi waktu
kosong? Lebih spesifik lagi, apakah untuk pengajaran kelompok atau pengajaran
individual, apakah untuk sasaran tertentu seperti anak TK, SD, SMP, SMU, tuna
rungu, tuna netra, masyarakat pedesaan, ataukah masyarakat perkotaan. Tujuan
pemilihan ini berkaitan dengan kemampuan berbagai media.
2.
Karakteristik
Media Pengajaran
Setiap media mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat dari
segi keampuhannya, cara pembuatannya, maupun cara penggunaannya. Memahami
karakteristik berbagai media pengajaran merupakan kemampuan dasar yang harus
dimiliki guru dalam kaitannya dengan keterampilan pemilihan media pengajaran.
Di samping itu, memberikan kemungkinan pada guru untuk menggunakan berbagai
jenis media pengajaran secara bervariasi. Sedangkan apabila kurang memahami
karakteristik media tersebut, guru akan dihadapkan kepada kesulitan dan
cenderung bersikap spekulasi.
3.
Alternatif
pilihan
Memilih pada hakikatnya adalah proses membuat keputusan dari
berbagai alternatif pilihan. Guru bisa menentukan pilihan media mana yang akan
digunakan apabila terdapat beberapa media yang dapat diperbandingkan. Sedangkan
apabila media pengajaran itu hanya ada satu, maka guru tidak bisa memilih,
tetapi menggunakan apa adanya.
Dalam menggunakan media hendaknya guru memperhatikan sejumlah
prinsip tertentu agar penggunaan media tersebut dapat mencapai hasil yang baik.
Prinsip-prinsip itu menurut Dr. Nana Sudjana (1991 : 104) adalah:[10]
a.
Menentukan
jenis media dengan tepat; artinya, sebaiknya guru memilih terlebih dahulu media
manakah yang akan diajarkan.
b.
Menetapkan
atau memperhitungan subjek dengan tepat; artinya, perlu diperhitungkan apakah
penggunaan media itu sesuai dengan tingkat kematangan/kemampuan anak didik.
c.
Menyajikan
media dengan tepat; artinya, teknik dan metode penggunaan media dalam
pengajaran haruslah disesuaikan dengn tujuan, bahan metode, waktu, dan sasaran
yang ada.
d.
Menempatkan
atau memperlihatkan media pada waktu, tempat dan situasi yang tepat. Artinya,
kapan dan dalam situasi mana pada waktu mengajar media digunakan. Tentu tidak
setiap saat atau selama proses belajar mengajar terus-menerus memperlihatkan
atau menjelaskan sesuatu dengan media pengajaran.
Keempat prinsip ini hendaknya
diperhatikan oleh guru pada waktu ia menggunakan media pengajaran.
Untuk menentukan pilihan dan
penggunan media pembelajaran yang tepat agar proses belajar mengajar mencaai
tujuan pembelajaran. Pengajar diharuskan mempertimbangkan beberapa hal sebagai
berikut :[11]
1.
Pengetahuan
kognitif dan keterampilan baik pengajar maupun peserta belajar. Jadi sebelum
menentukan media apa yang akan dipakai dalam menyampaikan materi, pengajar
harus mengidentifikasi pengetahuan dan keterampilan dirinya sendiri dan peserta
belajarnya akankah mampu menguasai materi dengan penyampaian melaui media yang
akan digunakan. Sehingga tidak terjadi kesenjangan antara media dan
penggunaannya.
2.
Kemudahan
melakukan evaluasi dan penilaian hasil belajar. Apakah dengan media yang
digunakan, pngajar dapat melakukan evaluasi dan penilaian hasil belajar dengan
mudah sehingga sekaligus mempersingkat waktu.
3.
Level
interaksi atau timbul balik antara pengajar dan peserta belajar. Seorang
pengajar harus mempertimbangkan akankkah dengan media pembelajaranyang dipilih,
bisa terjadi interaksi yang baik antara pengajar dan peserta belajar. Karena,
melalui interaksi ini dapat diketahui persentase keberhasilan penyampaian
materi. Dengan kata lain, interaksi bisa juga dijadikan sebagai ajang evaluasi
sehingga dipastikan proses belajar mengajar menjadi lebih efisien.
4.
Strategi
pembelajaran yang telah dibuat. Dalam pemilihan media pembelajaran yang akan
digunakan, pengajar harus mempertimbangkan akankah media yang dipilih
mempermudah strategi pembelajaran yang telah disusun oleh pengajar atau justru
yang terjadi akan sebaliknya.
5.
Kompleksitas
materi (content). Sebelum menentukan media pembelajaran yang akan digunakan,
pengajar harus mempertimbangkan keoptimalan penyampaian materi yang akan
dibawakan kepada peserta belajar.
6.
Perubahan
materi (content) secara dinamis. Selama proses belajar mengajar, biasanya akan
terjadi perubahan materi yang harus disampaikan. Oleh karena itu, dengan
pemilihan media pembelajaran yang tepat akan membantu pengajar mengimbangi
perubahan materi yang terjadi.
D.
KRITERIA PEMILHAN MEDIA
Seperti telah diuraikan di atas,
kriteria pemilihan media bersumber dari konsep bahwa media merupakan bagian
dari sistem instruksional secara keseluruhan. Untuk itu, ada beberapa kriteria
yang patut diperhatikan dalam memilih media.[12]
1.
Sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih berdasarkan tujuan inrtuksional
yang telah ditetapkan yang secara umum mengacu kepada salah satu atau gabungan
dari dua atau tiga ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Tujuan ini dapat digambarkan
dalam bentuk tugas yang harus dikerjakan /dipertunjukkan oleh siswa, seperti
menghafal, melakukan kegiatan yang melibatkan kegiatan fisik atau pemakaian
prinsip-prinsip seperti sebab dan akibat, melakukan tugas yang melibatkan
pemahaman konsep-konsep atau hubungan-hubungan perubahan, dan mengerjakan
tugas-tugas yang melibatkan pemikiran pada tingkatan lebih tinggi.
2.
Tepat
untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau
generalisasi. Media yang berbeda, misalnya film dan grafik memerlukan simbol
dan kode yang berbeda, dan oleh karena itu memerlukan proses dan keterampilan mental
yang berbeda untuk memahminya. Agar dapat membantu proses pembelajaran secara
efektif, media harus selaras dan sesuai dengan kebutuhan tugas pembelajaran dan
kemampuan mental siswa. Televisi, misalnya, tepat untuk mempertunjukkan proses
dan transformasi yang memerlukan manipulasi ruang dan waktu.
3.
Praktis,
luwes, dan bertahan. Jika tidak tersedia waktu, dana, atau sumber daya lainnya
untuk memproduksi, tidak perlu dipaksakan. Media yang mahal dan memakai waktu
lama untuk memproduksinya bukanlah jaminan sebagai media yang terbaik. Kriteria
ini menuntun para guru/instruktur untuk memilih media yang ada, mudah
diperoleh, atau mudah dibuat sendiri oleh guru. Media yang dipilih sebaiknya
dapat digunakan di mana pun dan kapan pun dengan peralatan yang tersedia di
sekitarnya, serta mudah dipindahan dan dibawa ke mana-mana.
4.
Guru
terampil menggunkannya. Ini merupakan alah satu kriteria utama. Apa pun media
itu, guru harus mampu menggunakannya dalam proses pembelajaran. Nilai dan
manfaat media amat ditentukan oleh guru yang menggunakannya. Proyektor
transparansi (OHP), proyektor slide dan film, komputer, dan peralatan canggih
lainnya tidak akan mempunyai arti apa-apa jika guru belum dapat menggunakannya
dalam proses pembelajaran sebagai upaya mempertinggi mutu dan hasil belajar.
5.
Pengelompokan
sasaran. Media yang efektif untuk kelompok besar belum tentu sama efektifnya
jika digunakan pada kelompok kecil atau perorangan. Ada media yang tepat untuk
jenis kelompok besar, kelompok sedang, kelompok kecil, dan perorangan.
6.
Mutu
teknis. Pengembangan visual baik gambar maupun fotograf harus memenuhi
persyaratan teknis tertentu. Misalnya, visual pada slide harus jelas dan
informasi atau pesan yang ditonjolkan dan ingin disampaikan tidak boleh
terganggu oleh elemen lain yang berupa latar belakang.
Sebelum
memutukan untuk memanfaatkan media dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas,
hendaknya guru melakukan seleksi terhadap media pembelajaran mana yang akan
digunakan untuk mendampingi dirinya dalam membelajarkan peserta didiknya.
Berikut ini beberapa tips atau pertimbangan-pertimbangan yang dapat digunakan
guru dalam melakukan seleksi terhadap media pembelajaran yang akan digunakan.[13]
1.
Menyesuaikan
Jenis Media dengan Materi Kurikulum
Sewaktu akan memilih jenis media yang akan dikembangkan atau
diadakan maka yang peluh diperhatikan adalah jenis materi pelajaran yang mana
yang terdapat di dalam kurikulum yang dinilai perluh ditunjang oleh media
pembelajaran. Kemudian, dilakukan telaah tentang jenis media apa yanga dinilai
tepat untuk menyajikan materi pelajaran yang dikehendaki tersebut.
Sebagai
contoh misalnya, pelajaran Bahasa Arab, untuk kemampuan berbahasa mendengarkan
atau menyimak (mahara istima’), media yang lebih tepat digunakan adalah media
kaset audoi. Sedangkan untuk kemampuan menulis atau tata bahasa, maka media
yang lebih tepat digunakan adalah media cetak. Sedangkan untuk mengajarkan
kepada peserta didik tentang cara-cara menggunakan organs of spech untuk
menuturkan kata atau kalima (pronounciation), maka media video lebih tepat
digunakan.
2.
Keterjangkauan
dalam Pembiayaan
Dalam pengembangan atau pengadaan media pembelajaran hendaknya juga
mempertimbangkan ketersediaan anggaran yang ada. Kalau seandainya guru harus
membuat sendiri media pembelajaran, maka hendaknya dipikirkan apakah ada
diantara sesama guru yang mempunyai pengetahuan dan keterampilan untuk
mengembangkan media pembelajaran yang dibutuhkan. Kalau tidak ada, maka perluh
dijajaki berapa besar biaya yang diutuhkan untuk pembuatan medianya.
3.
Ketersediaan
Perangkat Keras untuk Pemanfaatan Media Pembelajaran
Tidak ada gunanya merancann dan mengembangkan media secanggih
apapun kalau tidak didukung oleh ketersediaan peralatan pemanfaatannya di
kelas. Apa artinya tersedia media pembelajaran inline apabila, disekolah tidak
tersedia perangkat komputer dan fasilitas koneksi ke internet yang juga di
dukung oleh Lokal Area Network (LAN). Sebaliknya, pemilihan media pembelajaran
sederhana (seperti misalnya media kaset audio) untuk dirancang dan dikembangkan
akan sangat bermanfaat karena peralatan/fasilitas pemanfaatannya tersedia di
sekolah atau mudah diperoleh di masyarakat, selain itu sumber energi yang diperlukan
untuk mengoperasikan peralatan pemanfaatan media sederhana juga cukup mudah
yaitu hanya dengan menggunakn baterai kering. Dari segi ekspertis atau keahlian
dan keterampilan yang dibutuhkan untuk mengembangkan media sederhana seperti
media kaset audio atau transparan misalnya tidaklah terlalu sulit untuk
mendapatkannya. Tidaklah juga terlalu sulit untuk mempelajari cara-cara
perancangan dan pengembangan media sederhana.
4.
Ketersediaan
Media Pembelajaran di Pasaran
Karena promosi dan peragaan yang sangat mengagumkan/mempesona atau
menjanjikan misalnya, sekolah langsung tertarik untuk membeli meia pembelajaran
yang ditawarkan. Namun sebelum membeli media pembelajarannya (program), sekolah
harus terlebih dahulu membeli perangkat keras untuk pemanfaatannya. Setelah
peralatan pemanfaatan media pembelajarannya dibeli ternyata di antara guru ada
yang belum tahu bagaimana cara-cara mengoperasikan peralata, pemanfaatan media
pembelajaran yang akan diadakan tersebut.
Kemudian,
dapat saja terjadi bahwa media pembelajaran yang telah dipesan dan dipelajari,
kandungan materi pelajarannya sedikit sekali yang relevan dengan kebutuhan
peserta didik (sangat dangkal). Sebaliknya, dapat juga terjadi bahwa materi
yang dikemas di dalam media pembelajaran sangat cocok dan membantu mempermudah
siswa memahami materi pelajaran. Namun, yang menjadi masalah adalah bahwa media
pembelajaran tersebut sulit didapatkan di pasaran.
5.
Kemudahan
Memanfaatkan Media Pembelajaran
Aspek
lain yang juga tidak kalah pentingnya untuk dipertimbangkan dalam pengembangan
atau pengadaan media pembelajaran adalah kemudahan guru atau peserta didik
memanfaatkannya. Tidak akan terlalu bermanfaat apabila media pembelajaran dikembangkan
sendiri atau yang dikontrakkan pembuatannya ternyata tidak mudah dimanfaatkan,
baik oleh guru maupun oleh peserta didik. Media yang dikembangkan atau dibeli
tersebut hanya akan berfungsi sebagai panjangan di sekolah.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dasar pertimbangan untuk memilih suatu media pengajar an sangatlah sederhana, yaitu dapat memenuhi kebutuhan
atau mencapai tujuan yang dinginkan.
Dalam pemilihan media ada beberapa faktor yang harus kita
perhatikan diantaranya yaitu : objektifitas, program pengajaran, sasaran
program, situasi dan kondisi, kualitas teknik, keefektipan dan efisiensi
pengggunaan.
Selain
memperhatikan faktor-faktor dalam pemilihan media kita juga perlu mengetahui
prinsip-prinsip dalam memilih suatu media yaitu sebagai berikut : tujuan
pemilihan, karakteristik media pengajaran, alternatif pilihan.
Seperti yang telah diuraikan diatas, kriteria pemilihan media
bersumber dari konsep bahwa media merupakan bagian dari sistem instruksional
secara keseluruhan. Untuk itu, ada bebrapa kriteria yang harus diperhatikan
dalam memilih media yaitu : sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, tepat
untuk mendukung isi pembelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau
generalisasi. Praktis, luwes, dan bertahan, guru terampil menggunakannya,
pengelompokkan sasaran, mutu teknis.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad,
Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada. 2011
Djamarah,
Syaiful Bahri dan Zain Aswan. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta :
Rineka Cipta. 2010
Http:// Mukhtar. Blogspot. Com/Desain – Pembelajaran - Pendidikan – Agama – Islam. 2010
Sanjaya,
Wina. Strategi Pembelajaran. Jakarta : Kencana. 2006
Saranapembelajaran.
Blogspot.com/ Kriteria – Pemilihan – Media – pembelajaran. 2013
Rahardjo,
Media Pembelajaran. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada. 2006
[1] .
Rahardjito. 2006. Media Pendidikan. Jakarta : RajaGrafindo Persada. Hlm
84
[2] . Ibid.
Hlm 84
[3] .
Ibid.Hlm 84-85
[4] . Ibid.
Hlm 85
[5] .
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta : Rineka Cipta. Hlm 128
[6] . Azhar
Arsyad. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.
Hlm 69-71
[7] .
Ibid. Hlm 72-74
[8] . Wina
Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta : Kencana. Hlm 172
[9] .
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta : Rineka Cipta. Hlm 126-127
[10] . Ibid.
hlm 127-128
[11] .
Saranapembelajaran. Blogspot.com/2013/04/02/ Kriteria – Pemilihan – Media –
pembelajaran. html
[12] . Azhar
Arsyad. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.
Hlm 75-76
Tidak ada komentar:
Posting Komentar